-->

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 3.3.1)

Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 3.3.1) - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hallo sahabat Gurusdku.Id Salam PPK, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 3.3.1), mudah-mudahan isi postingan Artikel (Pedagogik 3.3.1), Artikel 2015, Artikel Kisi-Kisi, Artikel MTs, Artikel Pembahasan, Artikel PPKn, Artikel Smp, Artikel ukg, bisa bermanfaat bagi proses pembelajaran di sekolah bapak dan ibu gurusdku.

Judul : Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 3.3.1)
link : Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 3.3.1)
PEMBAHASAN KISI-KISI 
UKG ONLINE 2015 PKN SMP/MTS


KOMPETENSI UTAMA : PEDAGOGIK


Kompetensi Guru Mapel
3.3. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
Indikator Esensial
3.3.1. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran mata pelajaran PPKn.

Pengalaman Belajar sesuai Tujuan Pembelajaran PKn

Pengalaman belajar adalah segala atifitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar bukanlah isi atau materi pelajaran dan bukan pula aktivitas guru memberikan pelajaran. Pengalaman belajar lebih menunjuk kepada aktivitas siswa di dalam proses pmebelajaran. Untuk itulah yang harus dipertanyakan dalam pengalaman in adalah " apa yang akan atau telah dilakukan siswa, bukan apa yang akan atau telah diperbuat oleh guru ". untuk itulah guru sebagai pengemban kurikulum mestinya memahami apa minat siswa, serta bagaimana latar belakangnya.

Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa :
  1. Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
  2. Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa;
  3. Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa;
  4. Mungkin dalam satu pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda.
Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Mengorganisasi belajar baik dalam bentuk unit mata pelajaran, maupun dalam bentuk program, pengorganisasian ini sangatlah penting. Ada 2 jenis pengorganisasian pengalaman beajar :
  1. Pengorganisasian secara vertikal, yaitu menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajianyang sama dalam tingkat yang berbeda. Misal : pengorganisasian pengalaman belajar yang menghubungkan antara bidang geografi dikelas lima dan kelas enam.
  2. 2) Pengorganisasian secara horisntal, yaitu menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah dalam tingkat yang sama.
Menurut Tyler ada beberapa prinsip dalam mengorganisasi pengalaman belajar :
  1. Kontinuitas bersifat vertikal dan horizontal. Bersifat vertikal, bahwa pengalaman belajar yang diberikan harus memiliki kesinambungan yang diperlukan untuk mengembangkan pengalaman belajar selanjutnya. Bersifat horizontal, bahwa pengalaman yang diberikan kepada siswa harus memiliki fungsi dan bermanfaat untuk memperoleh pengalaman belajar dalam bidang lin.
  2. Prinsip urutan isi, yaitu setiap pengalaman belajar siswa harus memerhatikan tingkat perkembangan siswa .
Dalam Kurikulum 2013
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang:
  1. Berpusat pada peserta didik.
  2. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
  3. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang.
  4. Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika.
  5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup.

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.

Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan dimana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.

Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.



Download




Demikianlah Artikel Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 3.3.1)

Sekianlah artikel Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 3.3.1) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pembahasan Kisi-Kisi UKG 2015 PPKn SMP/MTs (Pedagogik 3.3.1) dengan alamat link https://silabusgtk.blogspot.com/2015/11/pembahasan-kisi-kisi-ukg-2015-ppkn_11.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel