-->

Konsep Budaya Belajar

Konsep Budaya Belajar - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hallo sahabat Gurusdku.Id Salam PPK, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Konsep Budaya Belajar, mudah-mudahan isi postingan Artikel Pendidikan, bisa bermanfaat bagi proses pembelajaran di sekolah bapak dan ibu gurusdku.

Judul : Konsep Budaya Belajar
link : Konsep Budaya Belajar
Konsep Budaya Belajar

Konsep Budaya Belajar

1. Pengertian Budaya Belajar

Konsep budaya belajar bersumber dari konsep budaya, dalam hal ini, budaya tidak dipandang sebagai gejala yang bersifat material baik yang berupa benda, orang, tindakan, ataupun emosi, melainkan sesuatu yang bersifat abstrak yang terdapat dalam pikiran manusia. Tegas kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan pengalaman lingkungannya serta menjadi kerangka landasan untuk menciptakan dan mendorong terwujudnya kelakuan (suparlan : 1980). Budaya belajar juga dipandang sebagai model-model pengetahuan manusia mengenai belajar yang digunakan oleh individu atau kelompok sosial untuk menafsirkan benda – tindakan dan emosi dalam lingkungannya.
Cara pandang budaya belajar sebagai sistem pengetahuan menyiratkan, bahwa budaya belajar dapat berfungsi sebagai pola bagi kelakuan manusia. (keesing & keesing, 1971) yang menjadikan pola tersebut berfungsi sebagai blueprint atau pedoman hidup yang dianut secara bersama. Budaya belajar juga dapat dipandang sebagai proses adaptasi manusia dan lingkungannya, baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Sistem pengetahuan belajar digunakan untuk adaptasi dalam kerangka untuk memenuhi tiga syarat kebutuhan hidup; yaitu : 1) Syarat dasar alamiah, yang berupa kebutuhan biologis, 2) Syarat kewajiban, yaitu pemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang, jauh dari perasaan takut, keterkucilan, kegelisahan dan berbagai kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, dapat melangsungkan hubungan, dapat mempelajari budaya, dapat mempertahankan diri dari serangan musuh, dsb (suparlan, 1980, Bennet, 1976:172).
Bennet (1976) menjelaskan, bahwa adaptasi adalah upaya menyesuaikan dalam arti ganda, yaitu manusia belajar menyesuaikan kehidupan dengan lingkungannya atau sebaliknya manusia juga belajar agar lingkungan yang dihadapi dapat disesuaikan dengan keinginan dan tujuannya. Kenyataan lain menunjukan bahwa lingkungan dengan sumber dayanya memiliki keterbatasan-keterbatasan, namun pada pihak lain kebutuhan manusia dalam rangka memenuhi syarat dasar hidupnya setiap saat senantiasa mengalami peningkatan. Implikasinya pada setiap pembelajaran baik individu maupun kelompok akan memiliki pilihan strategis yang satu sama lain saling berbeda. Individu atau kelompok pembelajar dengan pengetahuan belajarnya akan melihat permasalahan adanya keterbatasan tersebut dengan cara merespon secara aktif. (Boedhisantoso, 1986). Permasalahan yang berlangsung dilingkungan itu akan berusaha untuk diatasi dengan pembelajaran. Kemampuan budaya belajar individu atau kelompok sosial keadaftipannya ditujukan untuk memecahkan berbagai persoalan yang timbul dilingkungannya (Bennet : 1976).

2. Sifat-sifat Budaya Belajar

Kebudayaan etnis di Indonesia jumlah tidak kurang dari 300 buah masing-masing melekat didalamnya terdapat budaya belajar. Masing-masing budaya belajar memiliki ciri umum yang sama.
a. Budaya Belajar Dimiliki Bersama
Sifat budaya belajar yang melekat dalam kebudayaan diciptakan oleh kelompok manusia secara bersama. Karena terlahir dari potensi yang dimiliki manusia, maka budaya belajar kelompok itu merupakan suatu karya yang dimiliki bersama. Bermacam-macam jenis kebudayaan tergantung pada pengkategoriannya. Seorang individu akan menjadi pendukung budaya belajar yang bersumber dari latar belakang entis, sekaligus menjadi pendukung budaya belajar masyarakat yang dialaminya.
b. Budaya Belajar Cenderung Bertahan dan Berubah
Karena dimiliki bersama, maka kebudayaan cenderung akan dipertahankan bersama. Namun disisi lain karena hasil kesepakatan untuk diciptakan dan dimiliki bersama, maka kebudayaan juga akan dirubah manakala terdapat kesepakatan untuk melakukannya secara bersamaan. (Masyarakat terbuka/Dinamis). Sifat bertahan dan berubah saling berjelintangan tergantung dari kesepakatan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Dalam kenyataannya tidak ada suatu kebudayaan masyarakat dunia yang selamanya bertahan atau tertutup atau selamanya terbuka atau berubah.
Ilmunya, budaya belajar cepat atau lambat mengalami perubahan selain pertahanan, namun yang harus dicatat adalah adanya perbedaan pada level individu atau kelompok sosial dalam lamanya bertahan atau cepatnya berubah. Sifat budaya belajar terwujud dalam bentuk terbuka atau tertutup dipengaruhi oleh materi pembelajaran apa yang dipandang penting.
c. Fungsi Budaya Belajar Untuk Pemenuhan Kebutuhan manusia
Kebudayaan diciptakan bersama dan dikembangkan bersama karena dipercayai akan berdaya guna untuk keperluan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara individu maupun kolektif. Ada tiga dasar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia dengan budaya belajarnya, yaitu :
1) Syarat dasar alamiah yaitu syarat pemenuhan kebutuhan biologis
2) Syarat kejiwaan atau psikologis yaitu syarat kebutuhan untuk sehat secara kejiwaan.
3) Kebutuhan dasar sosial yaitu kebutuhan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan sesama manusia.
d. Budaya Belajar diperoleh Melalui Proses Belajar
Budaya belajar bukanlah sesuatu yang diturunkan secara genetik yang bersifat herediter, melainkan dihasilkan melalui proses belajar oleh individu kelompok sosial di lingkungannya. Budaya belajar adalah produk ciptaan manusia yang bersifat khas yang dibentuk melalui lingkungan budaya. Faktor yang menentukan dalam mempelajari kebudayaan belajar adalah lewat komunikasi dengan simbol bahasa. Bagaimana sederhananya suatu kebudayaan masyarakat, individu atau kelompok sosial pendukungnya masih bisa berkomunikasi dengan bahasa ciptaannya. Semakin maju suatu budaya belajar, maka struktur komunikasi berbahasa memperlihatkan kompleksitasnya. Dalam budaya belajar, peranan bahasa menjadi alat yang kehadirannya sangat diperlukan dalam pewarisan budaya.

3. Perwujudan Budaya Belajar

Wujud budaya belajar dalam kehidupan dapat dilihat pada dua kategori bentuk, Pertama, Perwujudan budaya belajar yang bersifat abstrak, dan kedua perwujudan budaya yang bersifat kongkrit. Perwujudan budaya yang bersifat abstrak adalah konesekuensi dari cara pandang budaya belajar sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu atau kelompok sosial sebagai pedoman dalam belajar. Perwujudan budaya belajar yang abstrak berada dalam sistem gagasan atau ide yang bersifat abstrak akan tetapi beroperasi. Dalam kenyataan dilapangan wujud budaya belajar yang dioperasikan melalui sistem berfikir akan tampak dalam mengungkapkan gagasan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Perwujudan budaya belajar yang diperlihatkan secara konkrit berupa : a) dalam perilaku belajar, b) dalam ungkapan bahasa dalam belajar, c) hasil belajar berupa material. Budaya belajar dalam bentuk perilaku tampak dalam interaksi sosial. Perilaku belajar individu atau kelompok yang berlatar belakang status sosial tertentu mencerminkan pola budaya belajarnya. Perwujudan perilaku belajar individu atau kelompok sosial dapat juga dilihat dari kondisi resmi dan tidak resmi. Perbedaan dalam kondisi mencerminkan nilai, norma dan aturan yang berbeda.
Bahasa adalah salah satu perwujudan budaya belajar secara konkrit pada individu atau kelompok sosial. Penguasaan bahasa ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa lain memungkinkan akan memperkuat dan mengembangkan budaya belajar seseorang atau kelompok sosial. Hasi belajar berupa material menjadikan perwujudan konkrit dari sistem budaya belajar individu atau kelompok sosial. Hasil belajar tidak saja berbentuk benda, melainkan keterampilan yang mengarahkan pada keterampilan hidup (life skill). Dalam konsep keterampilan hidup terkandung didalamnya sejumlah kecakapan-kecakapan yang dihasilkan melalui proses pembelajaran yang berlangsung dilingkungannya. Kecakapan tersebut diantaranya : a) kecakapan dalam mengendalikan diri, b) kecakapan dalam kehidupan sosial c) kecakapan akademik, d) kecakapan bidang kejuruan.

4. Substansi Budaya Belajar

Substansi budaya belajar dapat dikategorikan dalam tiga bagian penting, yakni :
a. Sistem pengetahuan budaya belajar
b. Sistem nilai budaya belajar dan sistem etos budaya belajar
c. Sistem pandangan hidup mengenai budaya belajar
Sistem pengetahuan budaya belajar, merupakan hasil akumulasi perolehan pembelajaran sepanjang hidup lingkungannya, baik lingkungan sosial maupaun lingkungan alam. Pengetahuan yang baik merupakan melakukan penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan. Ada 3 (tiga) cara manusia mendapatkan pengetahuan belajar yang diperoleh dari penyesuaian diri dan lingkungan yaitu :
a. Melalui serangkaian pengalaman hidup tentang kehidupan yang dirasakan, baik pengalaman dalam lingkungan alam atau sosial.
b. Melalui berbagai pengajaran yang diperolehnya baik melalui pembelajaran dirumah, masyarakat, atau pendidikan di sekolah.
c. Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolik.
Nilai budaya belajar dan ethos budaya belajar yang mempunyai kaitan dengan sistem pengetahuan yang menyebabkan dirinya meyakini akan pentingnya nilai pengetahuan belajar pada individu atau kelompok sosial faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kepentingan nilai belajar adalah pengalaman dan orientasi budaya di masa depan. Nilai budaya belajar akan berkaitan dengan jenis materi belajar yang dipandang penting oleh suatu masyarakat. Dalam nilai budaya belajar mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut mengikuti pola perubahan sosial budayanya.
Ethos budaya belajar merujuk pada penampilan watak dasar belajar melekat pada individu atau kelompok suatu masyarakat. Watak dasar itu menjadi ciri sekaligus identitas kelompok sosial. M.E Opler (1946) menyebutnya ethos sebagai konfigurasi yang berisi keseluruhan bagian-bagian yang bersifat abstrak yang bersumber dari sistem gagasan, pola-pola tindakan dari berbagai individu atau kelompok masyarakat yang mengandung arti atau makna yang berbeda.
Ruth Benedict (1934), dalam suatu peneltian komparatifnya berhasil mengungkapkan watak tiga kelompok masyarakat yakni masyarakat Indian Pueblo Zuni dari negara bagian Colorado Amerika Serikat, masyarakat Dobu berada di sebelah tenggara Papua Newgini dan masyarakat Kwakiuti yang terdapat di kepulauan dekat pantai barat Kanada.
Pandangan hidup budaya belajar terbentuk atas dasar sistem pengetahuan, nilai dan ethos budaya belajar yang dianut oleh masyarakat setempat. Sistem pengetahuan belajar yang diperoleh dari lingkungan masyarakat dioperasikan dalam bentuk sistem berfikir mengenai pengkategorisasian. Pandangan hidup terlihatkan atas sikap terbuka atau tertutup. Terdapat kelompok masyarakat yang menerima budaya belajar yang hanya cocok untuk lingkungannya dan menolak budaya belajar yang tidak sesuai dengan lingkungan masyarakatnya.

5. Bidang Materi Budaya Belajar

Yang menjadi bidang garapan atau materi pembelajaran adalah seluruh bidang kehidupan manusia. Adapun bidang-bidang kehidupan manusia yang senantiasa dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat manapun adanya yaitu :
a. Materi Belajar Sistem Kepercayaan dan Religi
Materi pembelajaran ini dalam masyarakat Indonesia menjadi materi yang berkedudukan penting. Lima komponen yang dimasukan dalam materi pembelajaran sistem kepercayaan dan religi, yaitu :
1) Emosi keagamaan
Budaya belajar diarahkan untuk mencapai perasaan terdalam secara kolektif pada yang dipercayai, terutama dalam kitab suci.
2) Sistem keyakinan
Diarahkan dalam budaya belajar untuk mengenal Tuhan dengan sifat-sifatnya (Kosmologi), terjadinya alam dan kejadian dunia (Kosmogoni), percaya pada hari akhir (Esyatologi)
3) Sistem ritus dan upacara keagamaan
Suatu wujud budaya belajar dalam tindakan untuk melakukan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau kekuatan gaib.
4) Pelaksanaan ritus menggunakan tempat yang khusus
Diarahkan untuk mengenal tempat-tempat yang disucikan untuk melaksanakan ritus.
5) Umat beragama
Diarahkan untuk mengenal adanya kesatuan kelompok sosialnya yang berdasarkan kesamaan dalam sistem agama atau keyakinan pada saat melakukan ritus.
b. Materi Belajar Sistem Organisasi Sosial
Materi organisasi sosial mempunyai dua aspek penting unguk diajarkan yaitu aspek fungsi dan aspek struktur. Berkenaan dengan fungsi suatu organisasi dalam kehidupan dilakukan dengan bermacam materi berikut dengan tingkat kesulitan setiap individu atau kelompok sosial pada intinya mengarah pada upaya memahami tata hubungan yang dapat mengarah pada keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan sosial.
c. Materi Belajar Sistem Mata Pencaharian Hidup
Materi belajar sistem mata pencaharian hidup yaitu materi yang paling mendapat tekanan dari masyarakat manapun. Pembelajarannya berlangsung oleh seluruh anggota masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa. Perbedaan terletak pada kompleksitas materi dan cara-cara pembelajaran.
d. Materi Belajar Sistem Peralatan dan Teknologi
Materi Belajar Sistem Peralatan dan Tekonolog yaitu salah satu untsur kehidupan manusia yang berperan untuk mengembangkan suatu masyarakat. Teknologi dipandang sebagai ilmu tentang sejumlah teknik yang diciptakan masyarakat untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas kehidupan suatu masyarakat.
e. Materi Belajar Sistem Bahasa
Materi budaya belajar ini mendapat perhatian yang besar oleh Antrologi mutakhir, mengingat bahasa dipandang menjadi pangkal terwujud suatu kebudayaan.
f. Materi Belajar Sistem Kesenian
Kesenian adalah unsur budaya yang berusia tua sebagai materi pembelajaran, kesenian secara langsung maupun tidak langsung dijalankan dengan budaya belajar.


Demikianlah Artikel Konsep Budaya Belajar

Sekianlah artikel Konsep Budaya Belajar kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Konsep Budaya Belajar dengan alamat link https://silabusgtk.blogspot.com/2017/05/konsep-budaya-belajar.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel